Gencarkan Perkenalkan Yogyakarta

26 06 2008

Biaya Masuk ke Obyek Wisata Dinilai Terlalu Mahal

YOGYAKARTA, KOMPAS – Yogyakarta harus gencar dikenalkan ke dunia internasional sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia. Untuk itu, pemerintah diharapkan mendukung dengan menciptakan iklim wisata yang kondusif.

“Untuk pasar luar negeri, Yogyakarta sebenarnya sudah termasuk layak jual. Sayangnya, selama ini yang gencar dipromosikan hanya Bali, padahal peluangnya sangat besar untuk mengenalkan Yogyakarta juga,” ujar General Manager Garuda Indonesia Airlines Wilayah Shanghai, China, Syamsuddin J Souib di Yogyakarta, Rabu (25/6).

Dalam kegiatan familiarization trip, Garuda Indonesia mengajak perwakilan agen perjalanan wisata dari China untuk mengenal Yogyakarta. Diharapkan, agen perjalanan wisata tersebut tertarik memasukkan Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan dalam paket- paket wisata yang mereka tawarkan. Setidaknya, Yogyakarta dapat disandingkan dalam satu paket dengan Bali.

Syamsuddin menyampaikan, selama ini yang menjadi penghambat adalah biaya di tempat tujuan (land cost), termasuk obyek wisata dan transportasi darat di Indonesia masih tergolong tinggi. Ini yang menyebabkan harga paket ke Indonesia tidak kompetitif dengan paket wisata ke negara lain karena lebih mahal.

Paket harga

Untuk paket tiga negara Malaysia-Singapura-Thailand saja, Syamsuddin mencontohkan, selama ini harganya berkisar 6.000 yuan, atau sekitar 875 dollar Amerika Serikat. Dibandingkan dengan paket ke Bali-Yogyakarta dari China, harganya mencapai 7.000-8.000 yuan atau 1.000-1.100 dollar AS.

“Lebih mahal karena jaraknya memang lebih jauh, tetapi sebenarnya biaya tersebut masih bisa ditekan jika land cost dikurangi. Sebagai contoh, tiket masuk Candi Prambanan untuk wisatawan asing masih sangat mahal,” kata Syamsuddin. Sebagai gambaran, harga tiket masuk candi 10 dollar AS atau sekitar Rp 92.000 untuk wisatawan asing, sementara wisatawan domestik Rp 8.000.

Pemilik Turindo Tour and Travel Bonnie Soetedja dalam kaitannya dengan penarikan wisatawan asing ke Yogyakarta berharap pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan yang lebih mendukung sektor pariwisata. Hal lain yang seharusnya dipersiapkan Yogyakarta adalah atraksi wisata yang lebih banyak, serta memperbanyak promosi dalam berbagai bahasa internasional, termasuk bahasa Mandarin.

“Selama ini kunjungan wisatawan asing masih tergolong sedikit. Padahal, kalau China dilirik, peluangnya sangat besar karena sekarang Pemerintah China tidak lagi membatasi warga negaranya bepergian ke luar negeri,” tutur Bonnie.

Selama tahun 2007, kunjungan wisatawan asing dari China, menurut data Badan Pariwisata Daerah DIY per bulan rata-rata 107 wisatawan. Padahal, Bonnie menyebutkan, setidaknya 200 wisatawan China berpotensi mengunjungi DIY per bulan.

Selain itu, adanya penerbangan langsung ke Yogyakarta memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan asing ke obyek wisata, salah satunya di Candi Prambanan.

Kepala Unit Prambanan PT Taman Wisata (Persero) Candi Borobudur-Prambanan-Ratu Boko Bambang Subandono mengakui sejak dibukanya jalur penerbangan langsung ke Yogyakarta pada Februari lalu, tren kunjungan wisatawan asing meningkat. “Yang paling mencolok adalah peningkatan wisatawan asal Malaysia, Thailand, dan Singapura,” ujarnya. (A02/A06)

Kompas.Com – Kamis, 26 Juni 2008 | 14:00 WIB


Actions

Information

One response

12 02 2015
wisata menarik

I’m amazed, I must say. Seldom do I encounter a blog that’s equally
educative and engaging, and let me tell you, you
have hit the nail on the head. The issue is something too few people are speaking intelligently about.

I’m very happy I came across this in my search for something relating to this.

Leave a comment